Rabu, 13 Juli 2011

TIPS MEMILIH BIBIT AYAM (DOC) YANG BERKUALITAS

Pemilihan bibit ayam (DOC) sangat berpengaruh terhadap hasil panen. Bibit mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha peternakan. Bibit ayam yang berkualitas memiliki ketahanan terhadap penyakit dan perkembang tubuh yang baik. Hal ini tentunya menguntungkan bagi peternak, karena meningkatnya berat ayam otomatis mendatangkan bulir-bulir rupiah yang terus mengalir. Oleh kerena itu bibit yang dipilih sebaiknya memiliki standar kreteria, seperti bebas dari penyakit virus dan jamur, bibit ayam nampak lincah dll.
 
Bibit ayam kampung (DOC) dapat diperoleh dengan cara : membeli DOC ayam kampung langsung dari pembibit, membeli telur tetas dan menetaskannya sendiri, atau membeli indukan untuk menghasilkan telur tetas kemudian ditetaskan sendiri baik secara alami atau dengan bantuan mesin penetas.

Ada beberapa ciri DOC ayam kampung yang sehat dan baik mempunyai kriteria sebagai berikut : dapat berdiri tegap, sehat dan tidak cacat, mata bersinar, pusar terserap sempurna, bulu bersih dan mengkilap, tanggal menetas tidak lebih lambat atau cepat.
Selain itu ciri-ciri bibit ayam yang berkualitas secara umum dapat diketahui berdasarkan penampilannya secara umum dan dapat dilihat dari beberapa hal sebagai berikut :
  1. Bebas dari penyakit baik virus maupun jamur.
  2. Berasal dari induk yang matang umur dan dari pembibitan yang berpengalaman.
  3. Bibit ayam terlihat aktif, mata cerah, dan lincah.
  4. Memiliki kekebalan dari induk yang tinggi.
  5. Kaki besar dan basah seperti berminyak.
  6. Bulu cerah, tidak kusam, dan penuh.
  7. Anus bersih, tidak ada kotoran atau pasta putih.
  8. Keadaan tubuh ayam normal.
  9. Berat badan sesuai dengan standar strain, biasanya di atas 37 gram.
Bibit ayam yang berkualitas tentunya berasal dari ayam bibit yang berkualitas juga, karena jika berasal dari pembibit (breeder) yang bermasalah bibit ayam yang dihasilkannya pun akan bermasalah. Pembibit yang baik harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut :
  1. Lokasi pembibitan jauh dari lingkungan masyarakat dan peternakan lainnya.
  2. Pembibit secara legal terdaftar di instansi pemerintahan.
  3. Melaksanakan program biosecurity yang ketat dan program vaksinasi yang tepat sehingga bibit ayam yang dihasilkan bebas dari penyakit.
  4. Strain yang diproduksi merupakan strain terbaik dan telah teruji di lapangan.
  5. Memberikan informasi lengkap mengenai data performa strain yang diproduksi.
  6. Pembibit tidak semata-mata menjual produk, tetapi memberikan pelayanan terbaik pascajual untuk konsumen.
  7. Bibit ayam yang dihasilkan berkualitas baik, dan bisa menyuplai peternak sepanjang tahun.

Selasa, 05 Juli 2011

AIR dan Kesehatan Unggas


Seluruh makhluk dimuka bumi ini sangat membutuhkan air, maka dapat dikatakan bila air adalah sumber kehidupan.

Pada peternakan unggas, air seperti halnya udara merupakan zat yang sangat dibutuhkan unggas dan tak tergantikan oleh apapun. Bila bahan pakan bisa saja diganti dan obat-obatan pun tersedia substitusi. Tapi, tidak ada bahan pengganti air.

Hampir semua sistem di dalam tubuh tergantung pada air. Air mengatur suhu badan melalui keringat, di ginjal air membuang racun melalui urine, dan membawa nutrisi bersama zat penting lainnya ke seluruh tubuh. Air merupakan komponen terbesar penyusun tubuh ayam, dan terjadi siklus air pula di dalamnya sehingga ia menjadi nutrien yang harus selalu tersedia.

Air juga merupakan bahan pelarut paling universal yang berguna untuk menunjang manajemen farm (peternakan), dari melarutkan obat, vaksin, vitamin hingga membersihkan kandang dan segala macam peralatan di dalamnya. Secara alami, air tanah sudah mengandung mineral dan ion terlarut yang dalam kadar tertentu sangat dibutuhkan oleh ayam.

Studi literatur menyimpulkan air merupakan 70 % komponen telur. Maka sangat logis jika tubuh anak ayam mengandung air hingga 85 %, dan baru menurun menjadi 60% setelah ayam dewasa. Kandungan air pada organ dalam sangat fantastis, dalam darah mencapai 83 %, otot 75%, dan otak 75%. Tulang yang merupakan organ paling padat pun ternyata mengandung 20 % air. Dari prosentase di atas, jika air dalam tubuh ayam dewasa seberat 1,8 kg ‘dihilangkan’ maka berat tubuhnya tinggal 0,72 kg saja. Bahkan berat DOC ‘tanpa air’  hanyalah 6 gram (jika bobot hidupnya 40 gram). Angka-angka di atas menunjukkan, air menjadi salah satu komponen utama bagi kelangsungan  hidup ayam yang harus dipenuhi kuantitasnya. Jika sekelompok ayam kehilangan air 10 % saja dari tubuhnya, maka mulai timbul kelainan fisiologis serius (gejala dehidrasi) karena menurunnya performa organ-organ dalam.  Jika kekurangan ini terus berlanjut hingga 20 %, maka akan terjadi kematian dalam jumlah signifikan. Anehnya, ayam justru bertahan hidup meskipun kehilangan lemak hingga 98 % ataupun kehilangan protein sebesar 58 % (Trobos, 2011).
 
Supaya kesehatan ayam terjaga dengan baik, maka diperlukan air yang berkualitas. Sebab sebagai pelarut universal air mudah sekali terkontaminasi zat-zat yang membahayakan bagi ayam. Secara alamiah air pun dapat mengandung zat yang tidak berbahaya, bahkan  dibutuhkan seperti mineral dan ion, namun jika kandungannya melebihi ukuran sehingga berdampak buruk bagi keseimbangan nutrien. Secara mikrobiologis, air juga merupakan tempat yang sangat kondusif bagi keberadaan bakteri dan mikroorganisme lainnya yang sangat mungkin menimbulkan penyakit bagi ayam. Ada  beberapa point penting, ciri air bersih :
  • Secara fisik, air yang sehat adalah yang jernih, tidak berbau, dan tidak berasa.
  • Secara kimia, air sehat memiliki kadar pH-nya netral dan kandungan mineral-mineralnya terbatas.
  • Secara mikrobiologi, air sehat tidak mengandung E coli dan salmonela
Menurut  Area Supervisor Sanbe Vet & Aqua-Jogjakarta drh. Zahrul Anam (dalam Trobus, 2011) air memang bukan segala-galanya, tapi semuanya tak dapat diraih kalau masalah air ini dilalaikan. Sebab sebaik apapun manajemen pemeliharaan, pakan, vitamin dan obat-obatan jika tak didukung dengan air yang sehat, mustahil ayam bisa menunjukkan performa terbaiknya.
Lebih lanjut Zahrul (dalam Trobos, 2011) menyatakan kategori air berdasarkan sumbernya dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
1.      Air permukaan,
2.      Air dalam
3.      Air perpipaan (telah melalui proses).
Air permukaan berasal dari danau, sungai, dan sumur dangkal, sehingga rentan tercemar bahan organik maupun kimia dari atas tanah. Saat ini tidak dianjurkan memakai air permukaan, kecuali air dari mata air permukaan yang benar-benar terjaga dan teruji kualitasnya.
Dengan terpenuhinya kebutuhan air pada ayam, maka seluruh proses metabolisme dalam tubuh ayam bisa berlangsung dengan lancar.

Sumber Pustaka :
Majalah TROBOS Edisi Februari 2011
Gambar :
www.mbakduwik.wordpress.com
www.chickaholic.wordpress.com